Indonesia adalah negara produsen kelapa sawit terbesr di dunia, dengan banyaknya peerkebunan kelapa sawit yang tersebar diberbagai wilayah. Demi menghasilkan produksi buah sawit yang bermutu tinggi, tentunya harus dilakukan perawatan khusus selama budidaya agar tidak terjadi hal-hal merugikan yang tidak diinginkan.
Tanaman sawit merupakan keluarga dari tanaman palem-paleman yang penampaknnya mirip kelapa sehingga sering disebut kelapa sawit. Namun, jika Anda amati dengan teliti seksama, maka penampilan pohon sawit lebih mirip pakis haji jika sudah tinggi dan mirip pohon salak jika masih kecil. Pemanfaatan sawit sangatlah beragam seperti pembuatan minyak baik minyak masak, VCO, minyak industri maupun biodisel.
Pupuk dasar sawit pada saat sawit baru tanam yaitu pupuk yang diberikan bersamaan dengan tanam. Jenis pupuk sawit ini adalah Phospate, menggunakan Rock Phospate (RP) dosisnya sebesar 500 gram per pokok dan untuk menggunakan TSP maka dosis per pokoknya adalah 300 gram.
Untuk melakukan penanaman bibit sawit yang direncanakan, maka siapkan pupuk sawit yang sesuai jumlah dengan bibitnya. Lalu bawa pupuk sawit ke lapangan sebanyak rencana bibit sawit ditanam hari itu dikali dosis per pokok. Membawa pupuk sawit berlebihan ke lapangan akan menyebabkan hilangnya pupuk sawit dan tidak aman terhadap cuaca.
Pastikan dosis per pokok dibuat sesuai dengan takarannya dan takaran dikalibrasi terlebih dahulu. Takaran dibuat sejumlah tenaga tanam ditambah 20 untuk mengantipasi hilang atau rusaknya takaran di lapangan.
Pupuk sawit TSP mengandung 64% unsur hara phosfat, pupuk sawit RP mengandung 28-32% unsur phosfat, dan pupuk sawit SP-36 mengandung 36% unsur phosfat.
Fungsi pupuk sawit TSP/RP untuk kelapa sawit :
- Untuk pertumbuhan akar, unsur hara phosfat pada pupuk TSP/RP paling berguna untuk menunjang batang tetap tegak untuk menahan daun dan buah.
- Untuk pembentukan bakal buah, dengan unsur hara yang lain untuk pembentukan buah kelapa sawit.
Komentar
Posting Komentar